Selama hari-hari ovulasi, hormon-hormon mempertebal dinding uterus yang kemudian diperkaya dengan darah. Bila sebuah telur yang sudah dibuahi tiba di uterus, dinding itu sudah siap menerimanya. Bila telur tak terbuahi, dinding yang menebal ini enggak diperlukan lagi dan akan terbuang keluar dalam 14 hari setelah ovulasi.
Hari 1–5
Turunnya kadar hormon progesteron dalam tubuh memulai peristiwa menstruasi, yaitu terkelupasnya dinding rahim. Selama waktu tersebut, hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari menerima isyarat dari hipotalamus (yang terdapat di dalam otak) untuk mematangkan sel telur dalam ovarium. Proses ini meningkatkan hormon lain, yaitu hormon estrogen.
Hari 6–14
Perdarahan menstruasi umumnya berhenti pada hari kelima. Pada hari selanjutnya, dari vagina akan keluar lendir yang berasal dari leher rahim. Antara hari 9–13 kadar estrogen sampai batas tertinggi dan lendir dari leher rahim menjadi bening dan encer. Inilah awal dari masa subur. Pada hari ke-13 kelenjar pituitari merangsang pelepasan telur. Suhu badan kamu akan meningkat sekitar 1/2˚C. Besoknya, lepaslah sel telur (ovulasi).
Hari 15–23
Setelah ovulasi, jika sel telur enggak dibuahi, kadar estrogen menurun drastis, dan folikel asal sel telur tersbut berubah menjadi corpus luteum, penghasil hormon progesteron. Pada hari 15– 6 keluar lendir pekat dari leher rahim. Inilah lendir terakhir dari siklus ini.
Hari 24–28
Aktivitas corpus luteum mulai menurun dengan susutnya kelenjar tersebut. Kadar hormon progesteron menurun. Sebagian cewek merasakan gejala pra-menstruasi, seperti pembesaran payudara dan perubahan perilaku seperti depresi dan mudah marah. Dapat juga berasa kembung karena terjadi peregangan cairan.
Sumber: Buku Pintar Cewek Pintar - Everything a Girl Must Know