Kalau Kamu Marah… rah... rah!

0
Hal ini sering terjadi: kamu merasa sangat marah terhadap situasi di sekitarmu, lalu lepas kontrol. Akibatnya, kamu justru berada pada situasi yang lebih buruk lagi. Sebagai contoh, kelasmu gaduh luar biasa. Beberapa teman cowok ngerjain salah seorang teman yang berpenampilan cupu. Ekspresi si cupu saat dikerjain itu sangat menggelikan sehingga hampir semua teman di kelas merubung dan tertawa. Kamu yang enggak suka dengan kegaduhan itu berdiri sambil mengangkat tepian meja tinggi-tinggi dan mengempaskannya. Brak!! Kaki meja itu patah. Saat itu, kepala sekolah lewat. Kamu diskors!

Contoh lain, nyokap menyuruhmu membersihkan kamar dan enggak boleh pergi sebelum semua pekerjaan itu beres. Padahal, sebentar lagi kamu harus hang out bareng geng. Kamu membereskan barang-barang sambil ngedumel dan marah-marah. Kenapa, sih, nyokap enggak paham? Kamu, kan, bukan anak-anak lagi! Merasa sebel, kamu meletakkan barang-barang dengan cara melemparnya, menutup pintu dengan gerakan seenaknya sehingga daun pintu itu terbanting keras, dan tingkah lain yang semacamnya.

Bukannya penyelesaian yang baik yang kamu peroleh, dengan cara itu, kamu justru membuat nyokap sewot dan menjatuhkan vonis: enggak boleh pergi sama sekali sepanjang week end!

Hal-hal semacam itu membuatmu semakin marah, termasuk pada diri sendiri yang enggak mampu memberi reaksi yang lebih baik.

Kemarahan semacam itu disebabkan oleh banyak faktor. Dapat jadi karena dipicu oleh aktivitas hormon-hormon yang berkaitan dengan moodmu di saat menjelang menstruasi.

Dapat juga karena stres. Misalnya, tekanan berbagai persoalan, baik di rumah maupun di sekolah, membuat kamu jadi mudah marah. Mungkin juga karena memang sifatmu yang susah mengontrol emosi sehingga gampang meledak.

Penyebab lain, kamu terpengaruh oleh contoh yang kamu lihat. Mungkin, kamu pernah melihat orang lain di keluargamu meledak saat ia merasa marah.

Apa pun alasannya, kemarahan adalah emosi yang normal. Seberapa rapinya kamu menjaga “tombol-tombol”nya, begitu ada sesuatu yang meng-klik-nya, kamu akan langsung meledak marah. Semua orang mengalaminya.

Kendalikan Kemarahanmu!
Kemarahan dapat menjadi sangat luar biasa, mengelolanya adalah sebuah tantangan tersendiri. Kamu perlu menumbuhkan kesadaran pribadi dan pengendalian diri yang harus kamu pupuk terus menerus.

Kesadaran pribadi adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang sedang kamu rasakan dan pikirkan, dan mengapa. Anak-anak yang masih kecil tidak dapat merasakan sungguh-sungguh apa yang mereka rasakan, mereka hanya mengekspresikan kebiasaannya. Itu sebabnya mengapa mereka langsung berteriak marah ketika merasa jengkel. Namun, remaja sepertimu pastinya sudah punya kesadaran pribadi untuk mengetahui apa sesungguhnya yang kamu rasakan dan kamu pikirkan saat dilanda kemarahan.

Berikut ini beberapa cara untuk mengendalikan diri jika kamu sedang marah.

Dengarkan musik dengan headphones (dapat dari HPmu). Musik memiliki kemampuan untuk mengubah mood seseorang dengan cepat dan halus. Akan lebih baik lagi jika kamu menari meningkahi bit lagu-lagu yang kamu dengarkan.

Tuliskan pikiran dan emosimu. Banyak cara dapat kamu gunakan untuk menuliskannya. Misalnya, tuliskan pikiran dan emosimu dalam sebuah jurnal atau dalam puisi dan lirik lagu. Sesudah menuliskannya, enggak penting apa kamu mau terus menyimpannya atau menghancurkannya. Yang terpenting, adalah bagaimana kamu menuliskan pikiran dan perasaanmu untuk menenangkan gejolak emosi.

Ketika kamu memerhatikan, mengamati, menandai, dan mengeluarkan perasaanmu, mereka terpecah dalam porsi-porsi kecil sehingga enggak punya kesempatan untuk berkumpul, membesar dan meledak….

Menggambar, atau membuat sketsa, atau membuat corat-coret mengenai apa yang kamu pikirkan dapat membantu menurunkan kemarahan.

Bermeditasi atau berlatih mengatur alunan napas. Akan sangat baik jika kamu melakukannya secara teratur. Selain dapat menurunkan kemarahanmu, cara ini juga merupakan latihan untuk menguasai teknik mengelola stres yang dapat membantu menguasai diri sendiri ketika merasa jengkel. Jika kamu melakukannya secara teratur setiap hari, kamu akan menjadi seseorang yang cool.

Ceritakan perasaanmu kepada seseorang yang kamu percayai. Dengan bercerita, berbagai macam emosi yang mengganggu pikiran, termasuk ketakutan dan kesedihan yang membuatmu marah, akan lenyap.

Alihkan Perhatian. Jika kamu merasa sedih berkepanjangan dan enggak hilang-hilang, alihkan perhatian dari kenangan yang terus mengusik dengan membaca, menonton TV, menonton bioskop, berenang atau kegiatan lainnya. Ini akan membantumu untuk menenangkan diri sebelum mengambil tindakan lain yang berdampak lebih permanen.


Help!
Kadang-kadang, kemarahan merupakan pertanda bahwa ada sesuatu yang lebih mendasar dalam dirimu. Jika kamu sering bermasalah akibat ledakan kemarahan; sering bertengkar; atau berada dalam situasi kehidupan yang memberi alasan untuk sering marah; mungkin membutuhkan pertolongan khusus untuk keluar dari persoalan dengan kemarahan yang terkontrol.

Katakan pada orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya yang kamu percayai jika sebagian dari beberapa hal di bawah ini terjadi pada kamu.

• Kamu merasakan kemarahan yang enggak hilang-hilang terhadap sesuatu yang terjadi padamu di masa lalu atau masih berlangsung hingga sekarang.
• Kamu merasa cepat marah, galak, atau lebih sering merasa bad mood daripada tenang.
• Kamu merasa terus menerus marah atau jengkel pada dirimu sendiri.
• Kamu merasa kecewa dengan hari-hari yang telah lalu dan membuatmu ingin menyakiti dirimu sendiri atau orang lain.
• Kamu sering terlibat dalam perkelahian dan pertengkaran.

Semua itu adalah pertanda depresi atau yang lainnya, dan tidak dapat kamu atasi sendirian.

Kemarahan adalah emosi yang sangat kuat. Ia dapat berlebih-lebihan dan sangat merusak. Belajarlah untuk mengendalikan dan mengontrol emosi yang kuat itu. Ini adalah bagian dari proses pendewasaan dirimu. Berlatihlah terus dan bersabarlah, kamu akan dapat mengatasi dan mengendalikan amarahmu.



Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*